TERNYATA PEKERJAAN MAMA BANYAK SEKALI ....
Monik tertegun heran melihat pintu rumah terkunci. Ini
berarti mama tidak ada di pembantu mereka , biasa ada di rumah . sekarang kak
minah pulang kampung . sudah tiga bulan tidak ada beritanya. Ada yang bilang ka
minah mau menikah. Tapi ada juga yang bilang kalau monik kelewat judes kalau
menurutnya. Memang monik sering kasar pada kak minah. Sekarang monik merasa
kehilangan. Mama menjadi sibuk sekali, bahkan menjadi lebih cerewet .
“ neng monik, ini kuncinya .tadi mama di antarmang oki naik
becak ke rumah sakit. Neng monik sudah mau punya adik lagi,” kata mak odah,
pemilik warung sebelah rumah. “terima
kasih, mak,” kata monik sambil menerima konci.
Seperti biasa, setiap pulang sekolah monik merasa lapar. Di
meja makan hanya ada dua potong roti. Ini berarti satu untuk monik satu untuk
Dion, adik monik. Sambil mengigit roti, monik berjalan ke dapur untuk untuk
mengambil minum. Ia tiba – tiba tertengun melihat keadaan yang cukup
kacau. Selama ini pekerjaan mama ternyata
banyak sekali. Berarti mama selalu memaksakan diri mengerjakan semuanya, bahkan
ketika hamil bantunya. Mama menangung segala sendiri. Di tempat cuci piring
tampak perabotan dapur menumpuk. Di sebelah mesin cuci ada keranjang cucian
penuh pakaian kotor. Dari pagi lantai nya tampak belum sempat di sapu. dikeranjang pakaian, tampak pakaian bersih mengunung
belum disetrika. Tiap hari mama mengerjakan semua itu seorang diri. Cuci piring
sendiri , cuci pakaian , dan menjemur sendiri. “ mama capek mengerjakan semua
ini sendiri ? “ tana monik dalam hati.
Monik kini tahu mengapa mama jadi sering marah.” Mama
bekerja keras, berjuang seorang diri. Padahal aku bisa membantu mama, seperti
yang ku lakukan di sekolah,” gumam
monik. Mencuci piring monik bisa. Bu guru pernah menyuruhnya. Menyapu dan
mengepel lantai juga monik bisa. Itu biasa ia lakukan kalau piket atau kerja
bakti .” kenapa selama ini tak pernah
membantumu,
Ma,” kata monik pelan tersendat sementara itu , Dion dan
papa merasa gembira ketika suster veronika mempelihatkan bayi mungil yang belum
bernama.
selamat, pak! Anak bapak anak bapak laki _ laki. Sangat sehat dan cakep seperti
kakaknya.” Kata suster verionika. Sambil mendekati adik pada Dion . “ sebentar
lagi mama akan di bawa ke ruang di sebelah sana. Jadi Dion tungu disana, ya!”
kata suster ramah .
“ Yes! Terima kasih suster ,” kata Dion sambil sambil
mengandeng papa menuju ruangan yang di tuju suster veronika.
Dion ....
“Adik akan kau beri nama apa ? “ ..... kalau jacky Chan atau
boboho, bagai mana pa, “ kata Dion
membuat papa terbahak – bahak saat itu suster veronika datang mendekat, mempersilahkan mereka
menjenguk mama. Mama menempatikamaryacukup besar. Adalemari kecil di sebelah
tempat tidur nya . itu tempat menyimpan pakaian ganti , juga makanan kering .
mama sangat gembira saat melihat Dion dan papa . “ Dion ,
monik mana ? mesti nya dia kan sudah pulang sekolah ,” tanya mama sambil
melingkarkan tangannya keleher Dion” mungkin sebentar lagi, ma. Siapa tahu sedang menjaga rumah sambil nonton
televisi ,” papa menjelaskan. Papa, Dion sekarang tengoklah ka monik dan ajak
kesini sekalian. Nanti kalaian makan di kantin saja. Makanan nya enak – enak kata
mama. Papa dan Dion segera pula ke rumah menjeput ka monik. Tapi ternyata mereka bersilang jalan. Monik
malah tiba di kamar mama.
“Halooo, Ma. Adik kecil mana,?” tanya monik. Oh, masih di
kamar bayi. Kamu ko baru datang sih ?
bukan nya sudah pulang dari tadi ? “ tanya mama
Monik memandang wajah mama terharu. Ia lalu meletakan
telapak tangan mama ke pipinya. “ma, ternyata pekerjaan mama banyak sekali ,”
ujar monik “Baru tahu ? tetapi mama sudah bilang ke mak odah untuk membantu
nanti. Monik bertugas merapihkan tempat tidur dan menjaga Dion. Papa yang
mencuci pakaian dan meyeterika “ siap,
Ma.tapi biarkan mak odah tetap di warung. Piring dan gelas sudah rapih bersih .
lantai sudah disapu dan dipel , Tempat
tidur sudah rapih.” Kata monik menyakinkan . “siapa yang melakukan itu?” ......
tentu saja Monika Dewi Utami. Gadis cantik putri pak Edward Suryo Bantoro. tapi monik belum berani menyeterika Ma,!” kata monik
“Waduh, pintar anak mama merangkul dan mencium monik. “ Ma,
Papa dan Dion kemana ?”
“Sudah pulang, mungkin mereka sedang mengagumi hasil karyamu
.”
“Ha , takmungkin! Ini
kunci pintunya,” monik terbelalak sambil mengayunkan kunci rumah. Ia dan mama
lalu tertawa membayangkan wajah Papa dan Dion yang ternengong – bengong di
depan pintu.
Nana : itsar kibtiatul qadri
Kelas : Delapan mua’adz bin zabal
CERPEN ANAK ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar